Annyeong haseo 🙂 kembali lagi saya menulis tentang perjalanan ke Korea Selatan hari ke-2. Ada banyak tempat yang dikunjungi dengan beragam kegiatan. Berikut aktivitasnya.
Kegiatan pertama yang dilakukan pada hari ke-2 adalah mengunjungi Seoul NPO Support Center. Disana, dijelaskan mengenai apa itu NPO (Non Profit Organization) dan bagaimana NPO berkembang di Korea Selatan, setelah proses demokrasi berlangsung dan mengkritisi kebijakan pemerintah yang dianggap kurang tepat. Khusus NPO bidang lingkungan mempunyai jumlah yang cukup yang signifikan yakni lebih dari 3000 NPO. Contoh kegiatan yang dilakukan NPO adalah memberikan pelatihan, seminar, diskusi, dan berbagai hal yang terkait dengan interest yang dimiliki NPO tersebut.
Kegiatan kedua adalah mengujungi Seoul City Hall. Di tempat ini, ditampilkan berbagai kultur Korea yang ada, juga ada tanaman-tanaman serta pertunjukkan musik klasik. Gedung Seoul City Hall yang dikunjungi merupakan gedung baru yang selesai dibangun 5 tahun lalu. Sebelumnya, gedung pertama merupakan gedung yang dibuat oleh Jepang. Bentuk gedung baru ini cukup menarik karena berbentuk seperti Tsunami.
Kegiatan ketiga adalah mengunjungi TOPIS yang terletak di lantai atas Seoul City Hall. TOPIS merupakan suatu divisi dalam pemerintahan yang berfokus pada transportasi. Disini, diberikan presentasi yang terlihat jelas bahwa Seoul benar-benar menerapkan teknologi untuk membantu mereka mengatasi masalah di bidang transportasi. Contohnya adalah dengan adanya sistem GPS yang mampu memberikan informasi jalan mana yang lengang dan yang padat. Berikutnya adalah peluncuran software TOPIS sehingga warga dapat mengakses informasi bagaimana mencapai tempat yang mereka ingin tuju, dari tempat mereka berada sekarang. Selanjutnya adalah adanya T-Card, yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai media pembayaran untuk berbagai jenis transportasi yang ada, mulai dari Subway, bus, dan taksi, bahkan dapat digunakan untuk berbelanja di tempat-tempat tertentu.
Kegiatan keempat adalah mengunjungi kantor pemerintahan distrik Songpa-gu. Disini dijelaskan bahwa distrik ini sangat concern mengenai proses pencarian kerja setelah para pemuda lulus. Mereka memberikan pelatihan dan meneruskan informasi mengenai lowongan kerja yang ada kepada para pencari kerja tersebut. Tidak hanya itu, setelah mereka bekerja, semua proses yang ada tetap di follow up secara lebih lanjut. Juga diajarkan dan ditanamkan agar pemuda nantinya dapat berperan sebagai entrepreneur.
Kegiatan kelima sekaligus yang terakhir adalah mengunjungi Mapo Youth Center. Di tempat ini diberikan presentasi dan penjelasan bagaimana pemuda dididik agar menjadi kreatif. Anak-anak yang ada juga memberikan performance berupa alat musik seperti beduk. Selain itu, kontingen JSC memberikan penampilan selama 20 menit yang terdiri atas tari saman, tari ondel-ondel, dan tari kembang jatuh. Kegiatan untuk hari ke 3 akan saya berikan besok ya. Semoga pengalaman di atas dapat bermanfaat bagi para pembaca. Annyeong!
Leave a Reply